Zat Adiktif: Definisi, Jenis, dan Dampak Negatifnya | IPA Kelas 8
Hai, Teman KOCO! Jika kemarin kita sudah belajar tentang zat aditif dan berbagai jenisnya, nah, sekarang Minco akan ajak kamu lagi untuk mempelajari zat lainnya yaitu zat adiktif. Tentu kamu sudah tidak asing lagi dong dengan narkoba dan rokok (Say no to drugs ya!)? Kedua bahan berbahaya tersebut termasuk ke dalam zat adiktif ini, Teman KOCO. Apa saja sih Minco jenis-jenisnya? Yuk, daripada penasaran kita langsung aja ke pembahasannya! Cuss….
Pengertian Zat Adiktif
Sesuai namanya, zat adiktif adalah zat atau bahan yang dapat menyebabkan gejala kecanduan (adiksi) pada orang yang mengonsumsinya. Tidak hanya dapat mempengaruhi kerja tubuh saja, namun seseorang yang mencoba berhenti mengonsumsi zat adiktif ini, tubuhnya akan merasa cepat lelah, tidak nyaman, dan muncul rasa sakit yang luar biasa (sakau).
Sederhananya, zat adiktif dapat membahayakan tubuh manusia dan harus dihindari. Misalnya, pada narkoba, rokok, ataupun kopi yang masing-masing mempunyai kadar candu yang berbeda-beda atau sulit untuk dihentikan. Please, kalian jauh-jauh ya dari hal-hal ini, terutama narkoba!
Jenis dan Efek Samping Zat Adiktif
Perlu kamu ketahui, zat adiktif ini banyak jenisnya yang terbagi menjadi tiga golongan, yaitu golongan narkotika, non-narkotika, dan psikotropika. Simak tabel berikut agar kamu paham bahan apa saja yang termasuk di dalamnya beserta dengan efek sampingnya:
Golongan narkotika

Zat adiktif narkotika adalah zat yang penyebaran atau peredarannya sangat dilarang di seluruh dunia dan terdapat undang-undang yang mengaturnya. Zat ini jika dikonsumsi maka dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti penurunan dan perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi rasa nyeri, dan mengakibatkan ketergantungan yang parah.
Zat Adiktif | Karakteristik | Efek Samping |
Ganja | Berasal dari tanaman Cannabis sativa | ➔ Euforia, sering berkhayal ➔ Pengendalian diri dan konsentrasi menurun ➔ Denyut jantung lebih cepat ➔ Mulut dan tenggorokan kering ➔ Overdosis menyebabkan resiko gangguan jiwa |
Opium | ➔ Berasal dari tanaman Pavaper somniverum ➔ Diolah menjadi morfin, heroin, kodein | ➔ Morfin: denyut nadi melemah, pupil mata mengecil, tensi menurun, euforia dan penurunan kesadaran ➔ Heroin: hampir sama dengan morfin, ciri khasnya adalah rasa senang yang luar biasa ➔ Kodein: euforia, ingin menyendiri, tidak percaya diri, depresi, mudah mengantuk, sembelit |
Kokain | Berasal dari tanaman Erythroxylum coca | ➔ Euforia dan efek segar ➔ Daya tahan meningkat ➔ Detak jantung meningkat ➔ Kejang-kejang dan kematian |
Amfetamin | Sintesis amfetamin menghasilkan MDMA (methylene dioxy methamphetamine) atau ekstasi dan metamfetamin atau sabu-sabu | ➔ Ekstasi: hiperaktif dan bersemangat, rasa haus berlebihan, liver, tulang dan gigi keropos ➔ Sabu-sabu: obesitas, sulit berkonsentrasi, hiperaktif, jantung berdebar, dan insomnia |
LSD | LSD (lysergic diethylamide) termasuk zat halusinogen | ➔ Sering berhalusinasi ➔ Depresi ➔ Takut berlebihan ➔ Gangguan persepsi |
Golongan non-narkotika
Berbeda dengan golongan sebelumnya, zat adiktif golongan non-narkotika ini juga menghasilkan reaksi pada tubuh, namun tidak sampai menghilangkan kesadaran. Biasanya. zat adiktif golongan non-narkotika akan mempengaruhi kerja tubuh seperti meningkatkan kewaspadaan, melemaskan otot, dan sebagai depressan ringan.
Kopi dan teh yang sering kamu konsumsi termasuk ke dalam golongan ini lho, Teman KOCO. Sebab, kafein yang terkandung di dalamnya sangat tinggi. Maka dari itulah, ketika kamu meminumnya kamu merasa lebih terjaga, rileks, dan konsentrasi. Sebab itu tadi, zat adiktif non-narkotika dapat meningkatkan kewaspadaan otak.
Seperti halnya pada rokok dan minumal beralkohol, beberapa orang yang mengonsumsinya memang digunakan untuk relaksasi, menenangkan diri, mengurangi stres, dan sebagainya. Namun, tetap saja jika kedua hal tersebut dikonsumsi secara berlebih akan beresiko pada kesehatan tubuh.
Zat Adiktif | Karakteristik | Efek Samping |
Alkohol | Berdasarkan kadar etanolnya ada tiga macam golongan: golongan A (1 5%), golongan B (5-20%), dan golongan C (20-45%) | Menekan susunan saraf pusat dan menyebabkan mabuk |
Inhalant dan solvent | ➔ Inhalant: gas yang dihirup ➔ Solvent: pelarut ➔ Keduanya termasuk bahan kimia yang mudah menguap | ➔ Kecanduan ➔ Muntah, batuk, hilangnya nafsu makan |
Nikotin | Dikonsumsi secara tidak langsung dalam bentuk rokok | ➔ Meningkatkan kadar neurotransmitter ➔ Menyebabkan kecanduan |
Kafein | Senyawa alkaloid yang ada di kopi dan teh | Menyebabkan kecanduan |
Psikotropika
Golongan zat adiktif yang ketiga yaitu psikotropika. Zat adiktif psikotropika ini dapat mempengaruhi sistem syaraf pusat dan merubah perilaku serta mental. Biasanya, psikotropika berbentuk pil koplo, esktasi, atau sabu-sabu. Dalam dunia kesehatan, beberapa psikotropika digunakan sebagai obat penenang bagi pasien yang mengalami depresi, gangguan kecemasan, dan gangguan mental lainnya. Sayangnya, seringkali psikotropika disalahgunakan dan dikonsumsi tanpa adanya resep serta pengawasan dari dokter. Maka dari itulah, psikotropika ini termasuk zat yang berbahaya dan tidak boleh dikonsumsi sembarangan.
Psikotropika | Karakteristik | Efek samping |
Barbiturat | ➔ Obat penenang untuk mengatasi kecemasan ➔ Contoh: allobarbital, butobarbital, fenobarbital, vinilbital | Menyebabkan kecanduan hingga kematian mendadak |
Benzodiazepin | ➔ Obat penenang untuk mengobati pasien yang cemas dan tertekan, serta mengalami gangguan tidur ➔ Contoh: diazepam, nitrazepam, ketazolam, alprazolam, bromazepam | Menyebabkan kecanduan hingga kematian mendadak |
Dampak Negatif Zat Adiktif
Dengan berbagai gejala dan gangguan yang begitu membahayakan tubuh, tentu saja zat adiktif ini memiliki dampak negatif yang besar, baik itu dari segi fisiologis, psikis, maupun sosial. Berikut adalah beberapa dampak yang dihasilkan oleh zat adiktif yang menyerang tubuh:
Fisiologis
Zat adiktif dapat menyerang fisik dan fungsi organ, dimana pengguna akan mengalami gangguan pada:
- Sistem saraf ➔ Kejang, halusinasi, penurunan kesadaran, kerusakan saraf tepi.
- Kulit ➔ Alergi dan eksim.
- Jantung dan pembuluh darah ➔ Infeksi otot jantung dan gangguan peredaran darah.
- Paru-paru ➔ Sulit bernapas, pengerasan jaringan paru-paru.
- Reproduksi ➔ Penurunan fungsi hormon reproduksi.
Psikis
Selain fisik, zat adiktif juga mempengaruhi kondisi kejiwaan seseorang yang mengonsumsinya, sehingga menyebabkan munculnya perilaku:
- Ceroboh, gelisah, tegang.
- Euforia tanpa sebab, sering bicara sendiri.
- Apatis, tidak percaya diri, curiga berlebihan.
- Agresif dan berperilaku brutal.
- Sulit berkonsentrasi, kesal dan tertekan.
Sosial
Dampak negatif zat adiktif lainnya yaitu berkaitan dengan kehidupan sosial penggunanya, seperti:
- Menjadi beban keluarga.
- Dikucilkan oleh lingkungan.
- Pendidikan terhambat dan masa depan suram.
Bagaimana, Teman KOCO? Sudah mulai paham kan dengan materi kali ini?
Kalau kamu ada pertanyaan, langsung tulis di kolom komentar, ya.
Kamu juga bisa mendownload rangkuman materi gratis, menonton video pembelajaran atau bertanya langsung dengan guru menggunakan KOCO Star.
Yuk, dapatkan semua aksesnya dengan klik banner di bawah ini!
