Teori Masuknya Hindu Budha, Hasil Budaya Pengaruh India, Kerajaan di Indonesia | Sejarah Kelas 10
Pada materi Pedagang, Penguasa, dan Pujangga Pada Masa Klasik kali ini, kita akan mempelajari teori masuknya Hindu Budha di Indonesia. Secara garis besar, terdapat 2 pendapat mengenai proses masuknya budaya tersebut. Pendapat pertama beranggapan bahwa bangsa Indonesia berlaku pasif dalam proses ini. Teori yang termasuk dalam kelompok pendapat pertama antara lain: Teori Brahmana, Teori Ksatria, Waisya, dan Sudra.
Kemudian, pendapat kedua beranggapan bahwa terdapat peranan aktif Bangsa Indonesia, dimana yang termasuk dalam dalam pendapat kedua ini adalah Teori Arus Balik. Supaya bisa memahami maksud dari proses masuknya Hindu-Buddha tersebut, kamu bisa menyimaknya melalui artikel dibawah ini. ya!


Teori India-Sentris

Brahmana
Tokoh Pendukung: Van Leur
Substansi Teori: Kaum Brahmana yang datang langsung ke Nusantara untuk menyebarkan agama Hindu.
Kekuatan: Kaum brahmana mengerti inti ajaran Hindu yang tertuang dalam kitab Weda.
Kelemahan: Brahmana dilarang:
- Melakukan perjalanan jauh.
- Meninggalkan tanah kelahiran.
- Menyebrangi lautan.
Ksatria
Tokoh Pendukung: N. J. Krom
Substansi Teori: Pedagang dari India yang sudah beragama Hindu atau Budha turut menyebarkan ajaran agamanya ketika berdagang di Nusantara.
Kekuatan: Transaksi jual beli dapat menjadi salah satu jalur penyebaran agama.
Kelemahan: Ksatria tidak menguasai:
- Bahasa Sansekerta
- Huruf Pallawa.
- Tidak boleh membaca kitab Weda.
Waisya
Tokoh Pendukung: Van Faber
Substansi Teori: Pedagang dari India yang sudah beragama Hindu atau Budha turut menyebarkan ajaran agamanya ketika berdagang di Nusantara.
Kekuatan: Transaksi jual beli dapat menjadi salah satu jalur penyebaran agama.
Kelemahan: Waisya tidak menguasai:
- Bahasa Sansekerta
- Huruf Pallawa.
- Tidak boleh membaca kitab Weda
- Tujuannya untuk berdagang.
Sudra (Bukan Teori Kuat )
Tokoh Pendukung: Van Faber
Substansi Teori: Budak dari India datang ke Nusantara dengan harapan memperoleh hidup yang layak turut menyebarkan ajaran Hindu atau Budha.
Kekuatan: Jumlahnya yang banyak
Kelemahan: Sudra tidak menguasai:
- Bahasa Sansekerta.
- Huruf Pallawa.
- Tidak boleh membaca kitab Weda.
Teori Indonesia-Sentris

Arus Balik
Tokoh Pendukung: F. D. K. Bosch
Substansi Teori: Akademisi Nusantara pergi ke India untuk belajar agama Hindu atau Budha. Ketika kembali ke Nusantara, mereka menyebarkan ajaran Hindu dan Budha.
Kekuatan: Tercatat dalam prasasti Nalanda.
Kelemahan: Akademisi nusantara mengalami kesulitan akses menuju ke India.
Hasil Budaya Pengaruh Hindu Budha

Politik: Munculnya kerajaan (menggantikan sistem kesukuan) dan munculnya dinasti (kekuasaan secara turun temurun).
Sosial: Melahirkan sistem kasta di Nusantara, penggunaan nama-nama khas India (berakhiran-warman), melahirkan golongan intelektual (Brahmana) asli Nusantara yang mampu menguasai Bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa, melahirkan golongan biksu dan biksuni asli Nusantara.
Candi Hindu: Berfungsi untuk tempat pemakaman raja, terletak di belakang halaman/kompleks dan diletakkan secara acak. Bangunan candi ramping dan sederhana. Puncak candi berupa kubus.
Candi Budha: Berfungsi untuk tempat beribadah. Terletak di depan halaman/komplek dan tata letak konsentris formal. Bangunan candi tambun, megah, dan berundak. Puncak candi berupa stupa.
Sastra: Nusantara mengenal Huruf Pallawa dan menggunakan Bahasa Sansekerta yang menandai masuknya Nusantara pada zaman sejarah. Kitab Ramayana dan Mahabharata dari India mendorong pujangga nusantara untuk menghasilkan karya sendiri.
Agama: Melahirkan pusat kajian dan pengembangan agama (contoh: Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat perkembangan agama Budha di Asia Tenggara)
Kerajaan Hindu di Indonesia
Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai (berdiri abad ke-4)
Kehidupan Politik:
Pengaruh kebudayaan Hindu menyebabkan Kutai menjadi kerajaan, sebelumnya berbentuk suku yang dipimpin oleh Kudungga. Penguasa terkenal:
- Aswawarman (wangsakarta: pendiri dinasti)
- Mulawarman
Sosial Ekonomi:
Sosial:
- Kelahiran kelompok brahmana asli Nusantara.
- Kelompok ksatria yang terdiri atas kerabat atau keluarga raja.
- Kelompok masyarakat yang hidup dalam tradisi asli nenek moyang Kutai.
Ekonomi:
- Pertanian.
- Peternakan.
Peninggalan:
- Ditemukannya 7 buah Yupa yang menjadi tanda masuknya Nusantara ke zaman sejarah.
- Vratyastoma (Upacara penghinduan seseorang).
Penyebab Keruntuhan: Pertempuran dengan Aji Pangeran Sinum Panji pada abad 16.
Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara (berdiri abad ke-5)
Kehidupan Politik:
- Penguasa terkenal adalah Raja Purnawarman, yang dekat dengan kaum brahmana.
- Kekuasaannya meliputi hampir seluruh Jawa Barat.
- Pusat pemerintahan diperkirakan berada di Bogor.
- Menganut agama Hindu aliran Wisnu (Waisnawa, lihat Prasasti Ciaruteun).
Sosial Ekonomi:
Sosial: Masyarakat hidup bergotong royong, terbukti dengan pembuatan saluran air Gomati untuk sistem irigasi.
Ekonomi:
- Pertanian.
- Perdagangan.
- Peternakan.
Peninggalan:
- Prasasti Tugu Sejarah
- Prasasti Ciaruteun
- Prasasti Kebon Kopi
- Prasasti Muara Cianten
- Prasasti Jambu
- Prasasti Cidanghiang
- Prasasti Pasir Awi
Penyebab Keruntuhan: Kekosongan kepemimpinan.
Kerajaan Budha di Indonesia
Kerajaan Kalingga

Kerajaan Kalingga (berdiri abad ke-7)
Kehidupan Politik: Penguasa terkenal adalah Sima (Raja Wanita) pada 674 M dikenal sebagai pemimpin yang menerapkan hukum dengan tegas.
Sosial Ekonomi:
- Kehidupan masyarakat aman karena penerapan hukum yang tegas oleh Ratu Sima.
- Mata pencaharian masyarakat: Bertani.
Peninggalan:
- Prasasti Sojomerto
- Prasasti Tukmas
Penyebab Keruntuhan: Ditaklukkan oleh Kerajaan Sriwijaya.
Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya (berdiri abad ke-7)
Kehidupan Politik: Penguasa terkenal: Raja Balaputradewa (lihat Prasasti Nalanda)
Sosial Ekonomi: Letak yang strategis menyebabkan:
- Menjalin hubungan kerjasama dengan negara lain.
- Masyarakat bersikap terbuka akan pengaruh asing.
- Sriwijaya menjadi pusat pengembangan agama Budha di Asia Tenggara.
- Bermata pencaharian pedagang dan menguasai sektor kelautan.
Peninggalan:
- Prasasti Kedukan Bukit
- Prasasti Talang Tuo
- Prasasti Telaga Batu
- Prasasti Kota Kapur
- Prasasti Karang Berahi
- Prasasti Palas Pasemah
Penyebab Keruntuhan:
- Serangan dari Kerajaan Chola (India)
- Kerajaan vasal yang melepas kan diri.
- Bandar dagang yang melepaskan diri.
- Rendahnya kecakapan raja dalam memimpin kerajaan.
Kerajaan Hindu Budha di Indonesia

Kerajaan Mataram Kuno Jawa Tengah
Kerajaan Mataram Kuno: Jawa Tengah (berdiri abad ke-8)
Kehidupan Politik:
Penguasa:
- Dinasti Sanjaya (Utara; bercorak Hindu)
- Dinasti Syailendra (Selatan; bercorak Budha)
Sosial Ekonomi:
- Pemeluk agama Hindu dan Budha hidup rukun berdampingan.
- Kehidupan rakyat makmur karena memiliki tanah yang subur.
Peninggalan:
Candi Hindu
- Candi Prambanan
- Candi Ratu Boko, dll
Candi Budha
- Candi Borobudur
- Candi Kalasan
- Candi Mendut, dll
Prasasti
- Prasasti Canggal
- Prasasti Kelurak
- Prasasti Mantyasih
- Prasasti Sojomerto
- Prasasti Purworejo, dll
Penyebab Keruntuhan
- Wilayah yang tidak memiliki laut sehingga membatasi hubungan dengan dunia luar.
- Bencana alam.
- Perebutan kekuasaan.
- Ancaman serangan dari Kerajaan Sriwijaya.
Kerajaan Mataram Kuno Jawa Timur
Kerajaan Mataram Kuno: Jawa Timur (berdiri abad ke-10)
Kehidupan Politik: Penguasa berasal dari Dinasti Isana, meliputi:
- Mpu Sindok
- Sri Isanatunggawijaya
- Dharmawangsa
- Airlangga
Sosial Ekonomi:
- Menganut agama Hindu aliran Wisnu.
- Mata pencaharian berupa sektor pertanian dan membangun saluran irigasi.
Peninggalan:
- Raja Airlangga mendirikan tempat pemujaan dan pertapaan.
- Karya sastra Arjunawiwaha.
Penyebab Keruntuhan: Pembagian kerajaan menjadi dua:
- Kerajaan Jenggala
- Kerajaan Kediri
Usai menyimak pemaparan diatas, kini kamu makin mahir menguasai seputar teori masuknya Hindu Budha.
Oiya, Minco alias Mimin KOCO juga mau kasih bocoran, nih kalau KOCO Star juga menyediakan media pembelajaran jika kamu masih butuh penjelasan yang lebih lengkap lagi. Langsung klik gambar banner ini, ya!
Dapatkan juga akses ke ribuan materi atau video belajar Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, serta bantuan langsung dari para guru secara live online dengan berlangganan KODIO Learning.