Sistem Koloid: Jenis, Sifat, dan Pembuatannya | Kimia Kelas 11
Hai, Teman KOCO! Gimana kabarnya nih, semoga baik-baik aja yaaa. Pada materi kali ini, Minco akan ajak kamu untuk mengenal lebih dalam tentang sistem koloid. Menurut kamu, santan itu larutan atau koloid? Walaupun memang bentuknya cair, tapi santan itu termasuk koloid lho! Kok bisa? Yap, koloid adalah campuran heterogen yang terbentuk dari dua atau lebih zat lain. Selain santan apa aja ya fenomena sistem koloid lainnya? Daripada penasaran, yuk langsung aja simak penjelasannya di bawah ini!
Apa Itu Koloid?

Yap, seperti yang sudah Minco jelaskan di atas, koloid adalalah campuran heterogen yang terbentuk karena adanya dispersi suatu zat ke dalam zat lain yang dicampurkan. Secara kasat mata memang koloid terlihat seperti larutan, namun jika diperhatikan secara mikroskopis ada perbedaan antara fase terdispersi (zat terlarut) dengan medium terdispersi (zat pelarut).
Agar kamu lebih mudah membedakan antara koloid dan larutan, coba perhatikan tabel di bawah ini!
Larutan | Suspensi | Koloid |
Homogen | Heterogen | Tampak heterogen |
Diameter partikel < 1 nm | Diameter partikel > 100 nm | Diameter partikel 1 – 100 nm |
Satu fase | Dua fase | Dua fase |
Stabil, jernih | Tidak stabil, keruh | Stabil, keruh |
Tidak dapat disaring | Dapat disaring | Disaring dengan penyaring ultra |
Contohnya larutan gula, larutan garam, larutan cuka, udara | Contohnya air kopi, air kapur, campuran minyak dan air | Contohnya air susu, cat, tinta, santan |
Jenis-jenis Koloid
Ada beberapa jenis koloid yang perlu kamu ketahui, di antaranya yaitu:
- Aerosol → koloid dengan medium pendispersi berupa gas dengan fase dapat berupa cair (aerosol cair) atau padat (aerosol padat)
- Sol → koloid dengan fase terdispersi berupa padatan dengan medium pendispersi berupa cair (sol) atau padat (sol padat)
- Emulsi → koloid dengan fase terdispersi berupa cair dengan medium pendispersi berupa zat padat (emulsi padat) atau zat cair yang tidak saling melarutkan (emulsi)
- Busa → koloid dengan fase terdispersi berupa gas dengan medium pendispersi berupa zat cair (buih) atau padat (busa padat). Kestabilan buih terjadi karena terdapat surfaktan atau zat pembuih.

Sifat Koloid
Setelah mengetahui jenis-jenisnya, sekarang kita masuk ke pembahasan sifat dari koloid itu sendiri. Ada 8 macam sifat koloid, di antaranya yaitu:
Efek Tyndall

Sifat koloid pertama yaitu efek Tyndall yang merupakan penghamburan berkas sinar oleh fase terdispersi koloid sehingga lintasan berkas sinar menjadi terlihat. Contohnya adalah hamburan cahaya proyektor dalam gedung bioskop yang berasap.
Gerak Brown
Bukan berarti gerakannya berwarna cokelat ya! Jadi, gerak Brown ini adalah gerak acak antara fase terdispersi dan medium pada koloid yang saling bertumbukan secara terus-menerus hingga menyebabkan koloid menjadi stabil. Semakin kecil ukuran partikel, maka gerakannya semakin cepat. Misalnya seperti debu yang terkena cahaya akan terlihat bergerak.
Adsorbsi
Istilah “adsorbsi” mungkin sudah tidak asing lagi bagi kamu. Yap, adsorbsi adalah penyerapan ion atau molekul bermuatan oleh permukaan partikel koloid. Seperti halnya pada koloid Fe(OH)3 dalam air yang akan mengadsorpsi ion H+ sehingga partikel bermuatan positif dan koloid As2S3 akan mengadsorpsi ion OH– sehingga partikel bermuatan negatif.
Elektroforesis
Sifat koloid selanjutnya yaitu elektroforesis yang merupakan pergerakan partikel koloid karena pengaruh medan listrik. Elektroforesis digunakan untuk menentukan muatan koloid. Partikel yang bermuatan positif akan bergerak ke arah katoda (elektroda negatif), sedangkan partikel yang bermuatan negatif akan bergerak ke arah anoda (elektroda positif). Contohnya adalah identifikasi DNA, mendeteksi kelainan genetik, proses penyaringan debu pabrik.
Koagulasi
Selain elektroforesis, koloid juga bersifat koagulasi dimana terjadi proses penggumpalan partikel koloid yang sudah melewati ukuran terbesarnya. Koagulasi dapat dilakukan dengan cara mekanik yaitu dengan pengadukan, pemanasan dan pendinginan, serta penambahan zat elektrolit. Salah satu contoh koagulasi dalam kehidupan adalah pembentukan delta di muara sungai, dimana koloid tanah liat akan mengalami koagulasi karena bercampur dengan air laut sebagai elektrolit.
Koloid pelindung
Sesuai namanya, koloid bersifat melindungi koloid lain agar tidak mengalami koagulasi. Contoh koloid pelindung yaitu penggunaan sabun untuk membersihkan minyak karena sabun akan mengemulsi minyak sehingga mudah dibersihkan dengan air, penambahan kasein pada susu agar tidak menggumpal dalam air, penambahan gelatin pada es krim untuk mencegah pembentukan kristal besar es atau kristal gula, dan masih banyak lagi.
Dialisis
Koloid juga mengalami dialisis yaitu proses penghilangan ion-ion yang mengganggu kestabilan koloid dengan cara menyaringnya dengan membran semipermeabel. Contoh dialisis dalam kehidupan sehari-hari adalah pencucian darah pasien gagal ginjal.
Interaksi partikel koloid
Ada dua jenis koloid berdasarkan interaksi partikelnya yaitu koloid liofil dan liofob. Berikut penjelasannya masing-masing:
Koloid liofil
Efek tyndall yang lemah
Viskositas (kekentalan) yang lebih besar dari mediumnya
Mudah mengabsorbsi, stabil, dan tidak mudah menggumpal apabila ditambahkan elektrolit.
Memiliki muatan yang kecil dan reversibel.
Koloid liofob
Efek tyndall yang lebih jelas,
Viskositas (kekentalan) yang sama dengan mediumnya
Tidak dapat mengadsorpsi, tidak stabil, dan
mudah menggumpal.
Bermuatan positif atau negatif, dan tidak reversibel.
Pembuatan Koloid
Untuk mengubah partikel-partikel zat dalam suatu campuran menjadi berukuran koloid, ada beberapa cara atau metode yang bisa kamu gunakan, yaitu:
Cara kondensasi
Jika kamu menggunakan cara kondensasi untuk membuat koloid, maka kamu harus melakukannya secara fisika untuk mengubah pelarut, pengembunan uap, dan pendinginan. Selain itu, secara kimia pun kamu bisa membuat koloid dengan melibatkan beberapa reaksi kimia seperti redoks, hidrolisis, ataupun substitusi.
a. Reaksi redoks: reaksi yang melibatkan perubahan bilangan oksidasi. Kamu bisa menggunakannya untuk membuat sol logam (sol Au) dan sol non logam (sol belerang). Contoh reaksinya:
2H2S(g)+ SO2(g)→ 3S(s) + 2H2O(l)
b. Reaksi hidrolisis: reaksi yang menggunakan pereaksi air. Digunakan untuk membuat sol hidroksida (sol Fe(OH)3) yang akan dapat mengadsorpsi ion positif. Contoh reaksinya yaitu:
FeCl3(aq) + 3H2O(l)→ Fe(OH)3(s) + 3HCl(aq)
c. Reaksi dekomposisi rangkap: reaksi untuk membuat koloid dengan menguraikan zat menjadi lebih sederhana. Digunakan untuk membuat sol yang akan dapat mengadsorbsi ion negatif. Contohnya adalah sebagai berikut:
AgNO3(aq) + HCl(aq)→ AgCl(s) + HNO3(aq)
Cara dispersi
Selain kondensasi, kamu juga bisa menggunakan cara dispersi dengan membuat koloid dari suspensi. Dispersi ini dibedakan menjadi empat proses, yaitu:
a. Proses mekanik : pemecahan partikel kasar menggunakan lumpang, alu, dan mesin penggiling hingga tingkat kehalusan tertentu. Contohnya adalah pembuatan sol belerang dapat dibuat dengan menggerus serbuk belerang bersama-sama dengan gula pasir, kemudian serbuk yang sudah halus tersebut dicampur dengan air.
b. Peptisasi: penambahan zat pemecah (pelarut) pada suatu butiran kasar atau endapan. Contohnya adalah endapan Al(OH)3 yang dipeptisasi oleh AlC3 , endapan NiS oleh H2S dan lainnya.
c. Busur Bredig: pemecahan partikel kasar dengan elektroda yang memberi loncatan listrik. Contohnya adalah pembuatan sol-sol logam seperti Ag, Au dan Pt.
d. Homogenisasi: membuat suatu zat menjadi homogen dan berukuran partikel koloid. Contohnya yaitu susu.
Peranan Koloid dalam Kehidupan Sehari-hari
Dari contoh-contoh koloid yang sudah Minco sebutkan di atas, dapat dikatakan koloid mempunyai peran yang besar dalam kehidupan kita sehari-hari. Beberapa di antaranya yaitu:
1. Bidang makanan → susu, santan yang merupakan emulsi cair dan distabilkan dengan emulgator
seperti kasein.
2. Bidang farmasi → mengobati sakit perut akibat bakteri patogen dengan norit dimana norit akan membentuk sistem koloid didalam pencernaan yang akan mengadsorpsi gas/zat racun sehingga konsentrasi berkurang.
3. Bidang kosmetik→ Ada beberapa tipe koloid dalam kosmetik, yaitu:
● Sol padat : lipstik, pensil alis
● Sol cair : cat kuku, masker, maskara
● Emulsi : pembersih muka
● Aerosol cair : hairspray, parfum semprot, penyegar mulut
● Buih : sabun cukur
● Gel : minyak rambut, deodoran
4. Bidang industri → karet, cat, pemutihan gula, pengambilan endapan pengotor,
Bagaimana, Teman KOCO? Sudah mulai paham kan dengan materi kali ini?
Kalau kamu ada pertanyaan, langsung tulis di kolom komentar, ya.
Kamu juga bisa mendownload rangkuman materi gratis atau bertanya langsung dengan guru menggunakan KOCO Star.
Yuk, dapatkan semua aksesnya dengan klik banner di bawah ini!
