Sejarah Perang Aceh Melawan Portugis | Sejarah Kelas 11
Hai, Teman KOCO! Sebelumnya pasti kamu sudah tau kalau negara kita ini pernah dijajah oleh beberapa negara lain, salah satunya yaitu Portugis. Memang pada awalnya mereka hanya berdagang ke Indonesia, namun setelah melihat kekayaan alam yang melimpah di Indonesia, mereka mulai menguasai dan menjajah wilayah serta rakyat Indonesia kala itu. Hal inilah yang menimbulkan adanya perlawanan dari rakyat di wilayah tersebut, termasuk wilayah Aceh. Nah, kira-kira apa yang melatar belakangi terjadinya perang Aceh terhadap Portugis ini? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!
Latar Belakang Perang Aceh

Pada awalnya, Aceh menjadi salah satu tujuan perdagangan Portugis yang menguasai Malaka pada tahun 1511 di bawah kepemimpinan Alfonso de Albuquerque. Perlu kamu ketahui, Portugis ini termasuk salah satu bangsa Eropa yang menjajah samudera dengan misi 3G, yaitu Gold (kekayaan), Glory (kejayaan), dan Gospel (penyebaran agama).
Portugis memang mempunyai niat untuk menguasai perdagangan rempah-rempah beberapa wilayah di Indonesia yang dikunjunginya, termasuk Malaka dan Aceh. Fyi, rempah-rempah di Eropa merupakan komoditas yang mahal lho, maka dari itulah mengapa mereka begitu ingin menaklukan Aceh yang saat itu mempunyai pusat perdagangan yang paling ramai.
Melihat aktivitas perdagangan yang begitu ramai dan berkembang pesat dibandingkan Malaka, Portugis pun menganggap Aceh Darussalam sebagai ancaman bagi mereka. Sehingga, pada tahun 1523 Portugis mulai menyerang Aceh untuk bisa menguasai wilayahnya dan kekayaan alamnya. Tentu saja, Aceh yang kala itu dipimpin oleh Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528) pun tidak tinggal diam. Mereka melakukan perlawanan terhadap Portugis dengan berbagai alasan, di antaranya yaitu:
- Portugis berambisi untuk memonopoli perdagangan di wilayah Aceh.
- Portugis melarang orang-orang Aceh berlayar untuk berdagang melewati Laut Merah.
- Adanya penangkapan kapal-kapal Aceh oleh Portugis.
- Aceh juga ingin menguasai jalur perdagangan di selat Malaka.
Perjalanan Perang Aceh
Berikut adalah timeline perjalanan perlawanan Aceh terhadap Portugis:
1537: Serangan Aceh pertama kali terhadap Portugis
Ketika masa pemerintahan Sultan Ali Mughayat Syah, rakyat Aceh memang telah berhasil mengusir Portugis dari Daya (1520), Pidie (1521), dan Pasai (1524). Namun, karena sikap dan perlakuan Portugis yang tidak berubah dan semakin meresahkan wilayah Aceh, maka Aceh pun mulai melakukan perlawanan terhadap Portugis. Untuk pertama kalinya, pada tahun 1537 Aceh mengirimkan ekspedisinya ke Malaka untuk melakukan serangan militer terhadap Portugis.
Perlawanan rakyat Aceh terhadap Portugis kala itu dipimpin langsung oleh Sultan Alauddin yang didukung oleh sekitar 3000 tentara. Sayangnya, pada perlawanan ini Aceh mengalami kekalahan lantaran kekuatan militer Portugis yang jauh lebih tangguh. Akan tetapi, perjuangan rakyat Aceh untuk menyelamatkan wilayahnya dan menguasai Malaka tetap berlanjut.
1547 – 1577: Serangan lanjutan dari Aceh terhadap Portugis

Setelah perlawanan pertama menemui kegagalan, Aceh tidak menyerah dan mulai melancarkan serangan lanjutan pada tahun 1547, 1568, 1573, 1574, dan 1577. Strategi yang digunakan oleh Aceh dalam melawan Portugis adalah sebagai berikut:
- Melengkapi kapal-kapal dagang Aceh dengan persenjataan seperti meriam dan menempatkan para prajurit untuk pengawalan.
- Mendatangkan bantuan persenjataan, tentara, dan tenaga-tenaga ahli dari Turki.
- Mendatangkan bantuan persenjataan dari Kalikut (India) dan Jepara.
Walaupun persiapannya bisa dibilang sangat matang, namun tetap saja rakyat Aceh belum berhasil menerobos benteng pertahanan Portugis kala itu di Malaka. Apakah Aceh langsung mundur? Tentu saja tidak!
1607: Perlawan Aceh di era Sultan Iskandar Muda

Perjuangan rakyat Aceh kemudian dilanjutkan oleh Sultan Iskandar Muda (1607-1639). Pada saat itu, Kesultanan Aceh tumbuh menjadi semakin kuat dan besar. Serangan yang diarahkan ke Malaka pun tidak hanya untuk mengusir Portugis saja, namun juga untuk menyatukan Aceh dan Malaka. Maka dari itu, Sultan Iskandar Muda menghimpun kekuatan besar-besaran untuk menyerang Portugis di Malaka.
Serangan pada tahun 1629 sempat membuat Portugis di Malaka kewalahan menghadapi rakyat Aceh. Sebab, kala itu Kesultanan Aceh Darussalam mempunyai persiapan yang matang seperti:
- Mendatangkan kuda-kuda dari Persia.
- Membentuk pasukan gajah dan milisi infanteri.
- Menyediakan kapal yang mampu memuat 600-800 prajurit.
- Menempatkan pasukan pengawas di jalur-jalur perdagangan wilayah kekuasaannya.
Armada ini menuju dan berkumpul di Sumatera Timur dan Sumatera Barat saat melakukan serangan ke Malaka. Untuk kesekian kalinya, rakyat Aceh harus mengalami kegagalan karena belum mampu mengusir Portugis dari Malaka.
Fyi, Sultan Iskandar Muda pada masa kepemimpinannya tidak hanya melakukan serangan secara fisik saja lho! Namun, Sultan Iskandar Muda juga melakukan blokade perdagangan agar kekuatan Portugis di Malaka bisa goyah karena tidak adanya barang yang bisa dibawa ke Eropa. Sayangnya, rencana ini gagal dilakukan karena adanya beberapa raja kecil yang tetap berdagang dengan Portugis. Hal ini mereka secara diam-diam karena sedang membutuhkan uang.
Meskipun begitu, Kesultanan Aceh Darussalam tetap mencoba melakukan berbagai hal seperti:
- Menjalin hubungan dengan Turki, Persia, dan Gujarat (India).
- Mendapatkan bantuan berupa kapal, prajurit, dan makanan dari komunitas muslim di Jawa.
- Kapal-kapal dagang Aceh dilengkapi persenjataan yang memadai dan prajurit tangguh.
- Meningkatkan kerja sama dengan Kesultanan Demak di Jawa dan Kesultanan Gowa di Makassar.
1629: Berhentinya serangan Aceh terhadap Portugis

Serangan militer Aceh baru berhenti pada tahun 1629, di mana armada lautnya menderita kekalahan besar di pelabuhan Malaka Portugis. Setelah kekalahan itu, Sultan Iskandar Muda tidak pernah menyerang Malaka Portugis lagi. Kebesaran kesultanan Aceh tidak hanya terletak pada kekuatan militernya, tetapi juga kemampuan untuk menjalin hubungan diplomatik dengan dunia Asia Barat, terutama Turki.
Bisa dibilang dalam pertikaian antara Aceh dan Portugis ini tidak ada pemenangnya lho! Pada tahun 1641, kekuasaan Portugis di Malaka mulai melemah seiring dengan hadirnya VOC dari Belanda yang kemudian merebut wilayah tersebut.
Bagaimana, Teman KOCO? Sudah mulai paham kan dengan materi kali ini?
Kalau kamu ada pertanyaan, langsung tulis di kolom komentar, ya.
Kamu juga bisa mendownload rangkuman materi gratis atau bertanya langsung dengan guru menggunakan KOCO Star.
Yuk, dapatkan semua aksesnya dengan klik banner di bawah ini!

Baca selengkapnya di artikel “Sejarah Perlawanan Rakyat Aceh Terhadap Portugis: Sebab & Kronologi”, https://tirto.id/ggqz