Kimia, SMA, Topik Belajar

Mengenal Titrasi Asam Basa dan Cara Melakukannya | Kimia Kelas 11

Hai, Teman KOCO! Jika kemarin kita sudah belajar tentang asam dan basa, kali ini Minco akan ajak kamu lagi untuk mempelajari tentang titrasi asam basa. Biasanya nih kalau di sekolah, kamu akan melakukan percobaan titrasi ini bersama guru di laboratorium kimia lho! Nah, sebelum itu kamu harus paham dulu dong tentang titrasi asam basa. Yuk, simak penjelasanya di bawah ini!

Pengertian Titrasi Asam Basa

Sebelum masuk ke pembahasan utama, kamu harus mengetahui terlebih dahulu apa itu titrasi. Yap, titrasi adalah metode analisis untuk menentukan konsentrasi suatu zat di dalam larutan dengan menggunakan konsep reaksi kimia. Berdasarkan pengertian ini, titrasi asam basa berarti suatu metode analisis yang dilakukan secara kuntitatif untuk menentukan konsentrasi asam atau basa dengan menerapkan reaksi netralisasi.

Titrasi asam basa melibatkan dua jenis larutan, yaitu larutan titran (zat penitrasi) dan larutan titrat (zat yang dititrasi). Untuk memaksimalkan proses titrasi asam basa, maka ketika proses pemberian titran ke dalam larutan titrat harus memiliki sebuah indikator. Hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan jumlah pemberian titran yang cukup, agar dapat mencapai konsentrasi dari larutan asam-basa yang ekuivalen.

Indikator asam basa terbuat dari asam atau basa organik lemah. Indikator dapat melakukan melakukan perubahan warna jika berada dalam kondisi terdisosiasi dan tidak terdisosiasi. Perubahan warna pada indikator dapat terjadi maupun tidak terjadi ketika larutan asam dan basa memenuhi konsentrasi yang ekuivalen. Tahapan akhir dari proses titrasi terjadi setelah indikator mengalami perubahan warna.

Cara Melakukan Titrasi Asam Basa

Nah, sebelum melakukan percobaan titrasi asam basa, kamu harus menyiapkan beberapa alat dan bahan. Di antaranya yang kamu butuhkan adalah sebagai berikut:

titrasi asam basa

Beberapa syarat indikator yang baik digunakan dalam titrasi asam-basa antara lain :

  1. Peka terhadap suasana asam atau basa pada larutan
  2. Memiliki kestabilan yang tinggi dan tidak mudah berubah warna pada waktu tertentu
  3. Dapat berubah warna sesuai dengan range pH asam atau basa yang digunakan

Proses Titrasi asam basa dapat dilakukan melalui tahapan singkat berikut :

  1. Siapkan larutan baku dan larutan yang akan dititrasi.
  2. Letakkan larutan baku ke dalam buret dan larutan yang akan dititrasi ke dalam Erlenmeyer.
  3. Sesuaikan pemilihan indikator dengan jenis titrasi yang akan dilakukan.
  4. Tambahkan beberapa tetes indikator ke dalam larutan titrat.
  5. Lakukan titrasi secara perlahan dengan membuka keran buret, lalu tambahkan titran sedikit demi sedikit.
  6. Lakukan sampai terjadi perubahan warna yang konstan pada larutan titrat.

Kurva Titrasi Asam Basa

Dalam titrasi asam basa, ada kurva yang digunakan untuk mengetahui posisi dari titik akhir titrasi dan titik ekuivalen titrasi. Dengan cara membandingkan pH larutan dengan volume titran, maka akan terbentuk suatu fungsi yang saling berhubungan satu sama lain. Melalui kurva titrasi ini, seseorang akan menjadi lebih mudah membaca hubungan yang terjadi pada masing-masing perlakuan dalam suatu campuran larutan.

Kurva titrasi asam basa terbagi menjadi beberapa jenis, di antaranya yaitu:

Titrasi asam kuat dengan basa kuat

titrasi asam basa
Sumber: materi78.files.wordpress.com

Pada titrasi jenis ini, titran (larutan standar pada buret) sebagai basa kuat, sedangkan titrat (larutan sampel pada labu erlenmeyer) sebagai asam kuat. Ciri-ciri dari jenis titrasi asam kuat dengan basa kuat yaitu:

  • Zat penitrasi adalah basa kuat
  • Daerah perubahan pH drastis adalah 4 – 10
  • itik ekuivalen berada pada pH 7
  • Indikator yang dapat digunakan adalah metil merah, bromtimol biru, dan fenolftalein
  • Contoh reaksinya adalah HCl dengan NaOH

Titrasi basa kuat dengan asam kuat

titrasi asam basa
Sumber: materi78.files.wordpress.com

Kebalikan dari jenis yang pertama, titran (larutan standar pada buret) di sini sebagai asam kuat, sementara titrat (larutan sampel pada labu erlenmeyer) sebagai basa kuat. Titrasi basa kuat dengan asam kuat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

  • Zat penitrasi adalah asam kuat
  • Daerah perubahan pH drastis adalah 4 – 10
  • Titik ekuivalen berada pada pH 7
  • Indikator yang dapat digunakan adalah metil merah, bromtimol biru, dan fenolftalein
  • Contoh reaksinya adalah KOH dengan H2SO4

Titrasi asam kuat dengan basa lemah

titrasi asam basa
Sumber: materi78.files.wordpress.com

Jenis selanjutnya yaitu titrasi asam kuat dengan basa lemah, dimana titran (larutan standar pada buret) sebagai asam kuat, sebaliknya titrat (larutan sampel pada labu erlenmeyer) sebagai basa lemahnya. Ciri-ciri dari jenis titrasi ini di antaranya yaitu:

  • Zat penitrasi adalah basa lemah
  • Daerah perubahan pH drastis adalah 4 – 7
  • Titik ekuivalen berada pada pH 5 – 6
  • Indikator yang dapat digunakan adalah metil merah
  • Contoh reaksinya adalah HCl dengan NH4OH

Titrasi basa lemah dengan asam kuat

titrasi asam basa
Sumber: materi78.files.wordpress.com

Jenis titrasi berikutnya yaitu titrasi basa lemah dengan asam kuat. Pada jenis ini titran (larutan standar pada buret) sebagai asam kuat, sedangkan titrat (larutan sampel pada labu erlenmeyer) sebagai basa lemah. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:

  • Zat penitrasi adalah asam kuat
  • Daerah perubahan pH drastis adalah 4 – 7
  • Titik ekuivalen berada pada pH 5 – 6
  • Indikator yang dapat digunakan adalah metil merah
  • Contoh reaksinya adalah Al(OH)3 dengan HCl

Titrasi basa kuat dengan asam lemah

titrasi asam basa
Sumber: materi78.files.wordpress.com

Untuk jenis titrasi yang satu ini, titran (larutan standar pada buret) berperan sebagai asam lemah dan titrat (larutan sampel pada labu erlenmeyer) sebagai basa kuat. Berikut ciri-cirinya:

  • Zat penitrasi adalah asam lemah
  • Daerah perubahan pH drastis adalah 7 – 10
  • Titik ekuivalen berada pada pH 8 – 9
  • Indikator yang dapat digunakan adalah fenolftalein
  • Contoh reaksinya adalah NaOH dengan CH3COOH

Titrasi asam lemah dengan basa kuat

titrasi asam basa
Sumber: materi78.files.wordpress.com

Jenis titrasi asam basa yang terakhir yaitu titrasi asam lemah dengan basa kuat. Dimana, titran (larutan standar pada buret) sebagai basa kuat, sementara itu titrat (larutan sampel pada labu erlenmeyer) sebagai asam lemah. Jenis titrasi ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

  • Zat penitrasi adalah basa kuat
  • Daerah perubahan pH drastis adalah 7 – 10
  • Titik ekuivalen berada pada pH 8 – 9
  • Indikator yang dapat digunakan adalah fenolftalein
  • Contoh reaksinya adalah CH3COOH dengan KOH
📌Notes!
Titrasi asam lemah menggunakan basa lemah dan sebaliknya tidak dilakukan karena:
- Perubahan drastis pH terjadi sangat singkat.
- Tidak ada indikator yang cukup teliti untuk mengamati perubahan.
- Reaksi berlangsung lambat dan tidak tuntas.

Rumus Titrasi Asam Basa

Jika ada konsentrasi larutan yang tidak diketahui dalam titrasi, kamu bisa menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut:

a(valensi asam) × Masam × Vasam = b(valensi basa) × Mbasa × Vbasa

Keterangan:

  • a = valensi asam
  • b = valensi basa
  • M = molaritas larutan asam atau basa
  • V = volume larutan asam atau basa

Contoh soal:

Sebanyak 10 mL larutan HCl 0,25 M dititrasi dengan KOH. Hasil akhir ternyata dibutuhkan 17 mL larutan KOH. Berapakah kemolaran larutan basa tersebut?

Jawaban:

titrasi asam basa

Bagaimana, Teman KOCO? Sudah mulai paham kan dengan materi kali ini?

Kalau kamu ada pertanyaan, langsung tulis di kolom komentar, ya.

Kamu juga bisa mendownload rangkuman materi gratis atau bertanya langsung dengan guru menggunakan KOCO Star.   

Yuk, dapatkan semua aksesnya dengan klik banner di bawah ini!

koco star

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *