Geografi, SMA, Topik Belajar

Mengenal Interaksi Keruangan Desa dan Kota | Geografi Kelas 12

Hai, Teman KOCO! Apakah kamu pernah ikut orang tua pindah dari kota ke desa atau sebaliknya dari desa ke kota? Jika pernah, pasti kamu merasakan perbedaannya dong hidup di kota yang super padat dan macet dimana-mana dengan hidup di desa yang asri dan masih banyak udara segar. Kenapa ya desa dan kota itu sangat berbeda suasananya? Ya, itu karena memang struktur keruangannya berbeda, Teman KOCO! Sebenarnya apa sih keruangan desa dan kota itu Minco? Daripada penasaran, yuk langsung aja simak penjelasannya berikut ini!

Interaksi Keruangan Desa dan Kota

Okey sebelum kita membahas tentang desa dan kota, Minco akan menjelaskan sedikit apa itu keruangan. Yap, keruangan disebut juga spatial yaitu suatu tempat yang mewujudkan keberadaan dirinya secara fisik ataupun yang berkaitan dengan hubungan-hubungan sosial serta mempunyai perbedaan dan persamaan aspek kehidupan yang ada dalam ruang tersebut.

Nah, pada materi kali ini, kamu akan mengetahui karakteristik dari desa dan kota masing-masing. Mulai dari unsur yang dimilikinya, ciri-ciri, hingga klasifikasinya. Penasaran kan? Simak sampai habis ya!

Stuktur Keruangan Desa

keruangan desa dan kota
Sumber: Sekretariat Kabinet

Di Indonesia, istilah desa mempunyai arti yaitu pembagian wilayah administratif di bawah kecamatan, yang dipimpin Kepala Desa. Sebuah desa merupakan kumpulan dari beberapa unit permukiman kecil yang disebut juga kampung (Banten, Jawa Barat) atau dusun (Yogyakarta) atau banjar (Bali) atau jorong (Sumatera Barat).

Desa juga dapat diartikan sebagai wilayah yang bercirikan agraris dan umumnya masyarakat di wilayah tersebut mempunyai hubungan kekerabatan yang kental (gemeinscharft).

💡Tahukah kamu!
Gemeinschaft artinya paguyuban atau ikatan solidaritas yang didasari oleh hubungan kekerabatan, kesamaan tempat tinggal, dan kesamaan tempat kerja. 

Unsur-unsur desa

Perlu kamu ketahui, desa mempunyai unsur-unsur yang terbagi menjadi tiga, antara lain:

  • Daerah/wilayah → meliputi lokasi, batas-batas wilayah, luas, keadaan lahan, jenis tanah, serta pemanfaatannya.
  • Penduduk → meliputi jumlah tingkat kelahiran, tingkat kematian, pertumbuhan, kepadatan, persebaran, dan mata pencaharian.
  • Tata kehidupan → meliputi pola tata pergaulan dan ikatan pergaulan, adat istiadat, dan norma yang berlaku pada daerah tersebut.

Ciri-ciri desa

Menurut Soerjono Soekanto, Lektor Kepala Sosiologi dan Hukum Adat di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, desa mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Proses sosialnya berjalan lambat
  2. Sifat gotong royong masih kuat
  3. Tingkat pendidikannya relatif rendah
  4. Golongan orang-orang tua kampung umumnya memegang peranan penting
  5. Masyarakanya masih memegang norma-nomra agama secara kuat
  6. Warga masyarakatnya memiliki hubungan kekerabatan erat karena berasal
    dari satu keturunan
  7. Corak kehidupannya bersifat paguyuban
  8. Struktur ekonominya agraris
  9. Cara bertaninya sebagian besar masih tradisional

Sedangkan, menurut Roucek dan Warren, seorang sosiolog terkemuka, menyebutkan bahwa desa mempunyai karakteristik seperti berikut:

  1. Hubungan masyarakat bersifat kekeluargaan.
  2. Mobilitas penduduk rendah, baik mobilitas horizontal (perpindahan tempat) dan mobilitas sosial (status sosial).
  3. Keluarga di pedesaan yang masih tradisional memiliki banyak fungsi, khususnya sebagai unit ekonomi.
  4. Kelompok penduduk yang bermata pencaharian utama di daerah tertentu dan mempunyai peran ang cukup besar.
  5. Komunikasi keluarga terjadi secara langsung, mendalam, dan informal.
  6. Suatu kelompok dibentuk berdasarkan faktor geografis

Klasifikasi desa

Setelah mengetahui unsur dan ciri-cirinya, sekarang kita masuk ke klasifikasi desa yang terbagi menjadi tiga jenis, di antaranya yaitu:

Desa SwadayaDesa SwakaryaDesa Swasembada
Tergantung pada adat istiadat dan budaya setempat.Mata pencaharian beranekaragam dan tidak tergantung hanya pada sektor pertanian.Masyarakatnya mulai lepas dari adat istiadat dan tradisi.
Ekonomi masyarakatnya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.Lembaga-lembaga sosial mulai berfungsi sebagaimana mestinya.Tingkat pendidikan dan keterampilan sudah tinggi.
Sebagian besar mata pencaharian sebagai petani.Tingkat pendidikan dan kesehatan cukup tinggi.Mata pencaharian penduduk sebagian besar di bidang jasa dan perdagangan.
Produktivitas rendah.Pola pikir mulai berubah (terbuka).Sarana dan prasarana lengkap.
Lembaga-lembaga sosial belum berfungsi sebagaimana mestinya.Administrasi pemerintah desa terlaksana dengan baik.Administrasi desa terlaksana dengan baik.
Administrasi desa belum terlaksana dengan baik.Mampu menyelenggarakan urusan rumah tangganya sendiri.Mampu memanfaatkan sumber daya alam yang ada.
Belum mampu mandiri.Mulai mendapat pengaruh dari luar.Lembaga-lembaga sosial berfungsi sebagaimana mestinya dan mampu mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
Tingkat pendidikan rendah.Teknologi mulai digunakan.
Penduduk jarangMasyarakat mulai maju.

Faktor yang mempengaruhi pola pemukiman desa

keruangan desa dan kota
Gambar pola pemukiman desa

Perlu kamu ketahui, pola pemukiman desa terbagi menjadi tiga yaitu pola linear, pola menyusur, dan pola memusat seperti pada gambar di atas. Nah, pola pemukiman ini tidak mungkin begitu saja terbentuk, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, di antaranya yaitu:

Tanah

Unsur tanah berkaitan dengan tingkat kesuburannya, sebab kesuburan tanah dapat mempengaruhi produktivitas lahan, khususnya untuk pertanian. Desa yang tanahnya subur, pola pemukiman penduduknya cenderung mengelompok di sekitar areal pertanian. Sedangkan, desa yang tanahnya tidak subur, pola pemukiman penduduknya tidak bergantung pada kesuburan tanah, tapi menyebar.

Air

Kondisi air yang dimaksud adalah air tanah. Desa dengan air tanah yang dangkal, memiliki pola permukiman mengelompok. Sementara desa dengan air tanah yang dalam, cenderung membentuk pola permukiman menyebar atau tidak beraturan karena mencari sumber-sumber air.

Letak desa

Desa-desa yang terletak di dataran rendah memiliki pola persebaran yang lebih kompak dan teratur. Hal ini disebabkan oleh kemudahan pembangunan yang didukung oleh topografi yang cenderung datar. Berbeda dengan desa-desa di daerah pegunungan, desa ini membentuk pola tidak beraturan. Hal ini disebabkan oleh pembangunan-pembangunan permukiman yang menghindari tebing-tebing terjal dan lahan yang tidak rata.

Iklim

Faktor yang satu ini dipengaruhi oleh suhu dan ketinggian tempat. Selain itu, curah hujan juga turut serta mempengaruhi perkembangan suatu desa. Desa-desa yang dipengaruhi oleh iklim yang cenderung ekstrim akan sulit berkembang.

Struktur keruangan kota

keruangan desa dan kota
Sumber: Bobo.id

Menurut Bintarto, kota adalah kesatuan jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi heterogen serta coraknya lebih materialistis dibandingkan dengan daerah dibelakangnya. Sedangkan, menurut Grunfeld kota merupakan permukiman dengan kepadatan penduduk yang lebih tinggi dari pada kepadatan penduduk nasional, struktur mata pencaharian non agraris, dan sistem penggunaan yang beraneka ragam, serta ditutupi gedung-gedung tinggi yang lokasinya berdekatan.

Ciri-ciri kota

Okey, agar kamu bisa membedakan kota dan desa, berikut ini adalah ciri-ciri dari kota yang terbagi menjadi dua, yaitu secara fisik dan sosial:

Ciri fisik

  1. Sarana perekonomian seperti pasar atau supermarket.
  2. Tempat parkir yang memadai.
  3. Tersedianya tempat rekreasi dan olahraga.
  4. Banyak gedung-gedung tinggi.
  5. Terdapat pusat-pusat pemerintahan.

Ciri sosial

  1. Adanya keanekaragaman penduduk.
  2. Penduduk bersifat individualisme.
  3. Hubungan sosial bersifat gesellschaft (hubungan kekerabatan mulai memudar).
  4. Adanya pemisahan keruangan yang dapat membentuk kompleks-kompleks tertentu.
  5. Norma agama tidak ketat.
  6. Pandangan hidup masyarakat kota lebih rasional.
  7. Kesenjangan sosial sangat mencolok.

Klasifikasi kota

Sedikit berbeda dengan desa, kota diklasifikasikan menjadi beberapa jenis berdasarkan jumlah penduduk, fungsi, dan tingkat perkembangannya, di antaranya:

Berdasarkan Jumlah PenduduknyaBerdasarkan Fungsinya / Pembentukan SejarahnyaBerdasarkan Tingkat Perkembangan Kota
Kota kecil: jumlah penduduknya antara 20.000-50.000 jiwa.Sebagai pusat kebudayaanEopolis: tahap perkembangan desa yang sudah teratur menuju
arah kehidupan kota.
Kota sedang: jumlah penduduknya antara 50.000-100.000 jiwa.Sebagai pusat industriPolis: suatu kota yang sebagian kegiatan penduduknya masih bersifat agraris.
Kota besar: jumlah penduduknya antara 100.000-1.000.000 jiwa.Sebagai pusat perdaganganMetropolis: kota yang kehidupannya sudah mengarah industri.
Metropolitan: jumlah penduduknya antara 1.000.000-5.000.000 jiwa.Sebagai pusat pemerintahanMegapolis: wilayah perkotaan yang terdiri atas beberapa kota
metropolis.
Megapolitan: jumlah penduduknya > 5.000.000 jiwa.Sebagai pusat rekreasi dan kesehatanTyranopolis: kota yang ditandai dengan kekacauan dan tingkat kriminalitas yang tinggi.
Nekropolis: suatu kota yang mulai mengalami keruntuhan.

Faktor yang mempengaruhi perkembangan kota

Memang kota tidak bisa begitu saja berkembang pesat, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, di antaranya yaitu:

  • Kependudukan → Sebagai faktor yang dinamis, terutama jika ditinjau dari kuantitasnya.
  • Budaya → Faktor budaya berperan dalam perkembangan kota, yaitu tingkat kepandaian manusia dalam mengelola lingkungan kehidupannya.
  • Alam → Faktor yang relatif statis terhadap perkembangan kota. Karena apabila ada perubahan, perubahan itu berlangsung relatif lama.

Interaksi Desa dan Kota

Lalu bagaimana interaksi antara desa dan kota ini? Menurut Edward Ullman interaksi terjadi karena tiga faktor utama seperti berikut:

  • Adanya wilayah yang saling melengkapi (regional complementary) → perbedaan ketersediaan sumber daya antar wilayah seperti kegiatan permintaan dan penawaran.
keruangan desa dan kota
  • Adanya kesempatan berintervensi (intervening opportunity)→ kemungkinan adanya perantara yang menghambat atau melemahkan interaksi antar wilayah seperti kehadiran wilayah lain ataupun peristiwa tidak terduga (misal bencana alam).
keruangan desa dan kota
  • Adanya kemudahan pindah dalam ruang (spatial transfer ability) → berkaitan dengan pergerakan barang/gagasan yang dipengaruhi oleh jarak antar wilayah, biaya, dan sarana transportasi.

Dampak Interaksi Desa dan Kota

Adanya interkasi desa dan kota ini tentu saja menimbulkan dampak pada berbagai aspek, lho. Di antaranya yaitu:

Aspek sosial

  • Terjadi mobilitas antara keduanya.
  • Terjadi saling ketergantungan antara desa dan kota, khususnya dalam bidang
    pasokan bahan mentah.

Aspek budaya

  • Meningkatkan tingkat pendidikan masyarakat desa.
  • Terjadinya tingkah laku, khususnya masyarakat pedesaan.
  • Meningkatkan sumber daya budaya yang dapat menarik wisatawan.

Aspek ekonomi

  • Memperlancar hubungan desa dan kota.
  • Meningkatkan volume perdagangan antara desa dan kota.
  • Menimbulkan perubahan orientasi ekonomi penduduk desa.
  • Menimbulkan kawasan perdagangan sebagai tempat untuk melakukan kegiatan jual beli.
  • Meningkatkan pendapatan penduduk desa dan kota.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Bagaimana, Teman KOCO? Sudah mulai paham kan dengan materi kali ini?

Kalau kamu ada pertanyaan, langsung tulis di kolom komentar, ya. Kamu juga bisa mencoba mengerjakan tugas terkait topik ini di Kelas BesTie lho!

Kamu juga bisa mendownload rangkuman materi gratis atau bertanya langsung dengan guru menggunakan KOCO Star.   

Yuk, dapatkan semua aksesnya dengan klik banner di bawah ini!

koco star

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *