Sejarah, SMA, Topik Belajar

Mengenal Apa Itu Organisasi Internasional | Sejarah Kelas 12

Hai, Teman KOCO! Pada materi kali ini, Minco akan mengajak kamu untuk mempelajari tentang organisasi internasional. Yap, sesuai namanya organisasi ini mempunyai anggota dari mancanegara yang bertujuan untuk menciptakan perdamaian dunia. Nah, apa saja organisasi-organisasi internasional yang diikuti oleh negara kita? Yuk, cari tahu selengkapnya dalam penjelasan di bawah ini!

Pengertian Organisasi Internasional

Menurut Quincy Wright, organisasi internasional merupakan seni menciptakan dan mengatur organisasi umum serta regional yang terdiri dari negera-negara merdeka untuk bekerja sama mencapai tujuan yang sama. Organisasi internasional juga dapat diartikan sebagai suatu persekutuan beberapa negara yang dibentuk atas persetujuan para anggotanya dan mempunyai sistem yang tetap atau perangkat badan-badang yang bertugas untuk mencapai tujuan bersama.

Syarat Organisasi Internasional

Untuk dapat menjadi sebuah organisasi internasional, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, antara lain:

  1. Tujuannya haruslah merupakan tujuan internasional.
  2. Harus mempunyai anggota, dimana setiap anggota masing-masing mempunyai hak suara.
  3. Didirikan berdasarkan pada anggaran dasar dan harus mempunyai markas besar (headquarters) demi kelangsungan organisasi.
  4. Pejabat/pegawai yang mempunyai tugas menjalankan pekerjaan organisasi harus terdiri dari berbagai bangsa/negara.
  5. Organisasi harus dibiayai oleh anggota yang berasal dari berbagai negara/bangsa. Organisasi harus berdiri sendiri (independent) dan masih aktif. Organisasi yang tidak aktif lebih dari lima tahun tidak akan diakui lagi.

Contoh Organisasi Internasional

Konferensi Asia Afrika (KAA)

organisasi internasional
Sumber: Kementrian Komunikasi dan Informatika

Sejak berakhirnya Perang Dunia II pada Agustus 1945, banyak negara, terutama di Asia, memperoleh kemerdekaannya. Contohnya seperti Indonesia (17 Agustus 1945), Republik Demokrasi Vietnam (2 September 1945), Filipina (4 Juli 1946), Pakistan (14 Agustus 1947), dan masih banyak lagi. Meski demikian, di bagian dunia lainnya banyak yang masih berjuang untuk lepas dari penjajahan, terutama di Afrika. Beberapa bahkan berjuang dari sisa penjajahan seperti Irian Barat, Kashmir, Aden, dan Palestina, sebagai akibat konflik politik antar kelompok masyarakat di dalam negeri yang terus berkecamuk tiada henti.

Atas keprihatinan bersama bangsa Asia dan Afrika, yang bisa dibilang menjadi korban atas konflik dua blok kala itu, maka Perdana Menteri Ceylon, Sir John Kotelawala, mengundang para perdana menteri dari Birma (U Nu), India (Jawaharlal Nehru), Indonesia (Ali Sastroamidjojo), dan Pakistan (Mohammed Ali) untuk mengadakan pertemuan dengan agenda menyikapi eskalasi yang terjadi kala itu.

Pada 28 – 29 Desember 1954, para perdana menteri peserta Konferensi Kolombo mengadakan pertemuan di Bogor, untuk membicarakan persiapan Konferensi Asia Afrika. Konferensi tersebut berhasil merumuskan kesepakatan tentang agenda, tujuan, dan negara-negara yang diundang pada Konferensi Asia Afrika.

Kelima negara peserta Konferensi Bogor menjadi sponsor Konferensi Asia Afrika dan Indonesia dipilih menjadi tuan rumah pada konferensi tersebut, yang ditetapkan akan berlangsung pada akhir minggu April tahun 1955. Presiden Indonesia, Soekarno, menunjuk Kota Bandung sebagai tempat berlangsungnya konferensi.

Tujuan Konferensi Asia Afrika (KAA)

Adapun tujuan dari diadakannya KAA ini adalah sebagai berikut:

  • Mempererat solidaritas negara-negara di Asia dan Afrika
  • Meninjau masalah-masalah hubungan sosial ekonomi dan kebudayaan dari negara-negara Asia dan Afrika
  • Menjalin kerukunan antar umat beragama di wilayah Asia dan Afrika
  • Memberikan sumbangan untuk memajukan perdamaian dan kerja sama dunia
  • Mencanangkan gerakan politik untuk melawan kapitalisme asing
  • Melawan kolonialisme dan neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet dan negara imprialis lainnya.

Hasil Konferensi Asia Afrika (KAA)

Dari konferensi bersama para negara anggota, yakni Afghanistan, Indonesia, Pakistan, Birma, Iran, Filipina, Kamboja, Irak, Iran, Arab Saudi, Ceylon, Jepang, Sudan, Republik Rakyat Tiongkok, dan lainnya, diperoleh hasil berupa Dasasila Bandung, yaitu:

  1. Menghormati hak-hak asasi manusia dan menghormati tujuan-tujuan dan prinsip-prinsip dalam Piagam PBB.
  2. Menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah semua negara.
  3. Mengakui persamaan derajat semua ras serta persamaan derajat semua negara besar dan kecil.
  4. Tidak campur tangan di dalam urusan dalam negeri negara lain.
  5. Menghormati hak setiap negara untuk mempertahankan dirinya sendiri atau secara kolektif, sesuai dengan Piagam PBB.
  6. Tidak menggunakan pengaturan-pengaturan pertahanan kolektif untuk kepentingan khusus negara besar mana pun. Tidak melakukan tekanan terhadap negara lain mana pun.
  7. Tidak melakukan tindakan atau ancaman agresi atau menggunakan kekuatan terhadap keutuhan wilayah atau kemerdekaan politik negara mana pun.
  8. Menyelesaikan semua perselisihan internasional dengan cara-cara damai, seperti melalui perundingan, konsiliasi, arbitrasi, atau penyelesaian hukum, ataupun cara-cara damai lainnya yang menjadi pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan Piagam PBB.
  9. Meningkatkan kepentingan dan kerja sama bersama.
  10. Menjunjung tinggi keadilan dan kewajiban-kewajiban internasional.

Gerakan Non Blok (GNB)

organisasi internasional
Sumber: Theinsidemag

Organisasi internasional berikutnya yaitu Gerakan Non Blok (GNB) yang terbentuk melalui Konferensi Beograd yang digelar pada 1961. Di sana, para negara yang tidak berpihak pada blok tertentu mendeklarasikan keinginan mereka untuk tidak terlibat dalam konfrontasi ideologi Barat-Timur. Lahirnya GNB ini dilatarbelakangi oleh kekhawatiran para pemimpin negara dunia terutama dari Asia-Afrika terhadap munculnya ketegangan dunia karena adanya persaingan antara Blok Barat (Amerika) dan Blok Timur (Uni Soviet/Rusia).

GNB berdiri saat diselenggarakannya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) GNB I di Beograd, Yugoslavia, pada 1 – 6 September 1961. KTT I GNB dihadiri oleh 25 negara yakni Afghanistan, Algeria, Yaman, Myanmar, Kamboja, Sri Lanka, Kongo, Kuba, Cyprus, Mesir, Ethiopia, Ghana, Guinea, India, Indonesia, dan lainnya. Dalam KTT I tersebut, negara-negara pendiri GNB ini berketetapan untuk mendirikan suatu gerakan, bukan suatu organisasi untuk menghindarkan diri dari implikasi birokratis dalam membangun upaya kerja sama di antara mereka.

Tujuan Gerakan Non Blok (GNB)

Adapun tujuan didirikannya Gerakan Non Blok (GNB) adalah sebagai berikut:

  • Mengupayakan hak untuk menentukan nasib sendiri, kemerdekaan nasional, kedaulatan, dan integritas negara anggota.
  • Menentang adanya apartheid (sistem pemisahan ras) serta tidak memihak pakta militer manapun.
  • Menolak segala macam bentuk imperialisme dan kolonialisme, serta mendukung pelucutan senjata, dan tidak mencampuri urusan negara lain.
  • Mengusahakan kemajuan ekonomi, sosial, dan politik dari negara-negara anggota GNB.
  • Meredakan ketegangan Perang Dingin antara Blok Barat dan Blok Timur.

Association of Southeast Asian Nations (ASEAN)

organisasi internasional
Sumber: Wikipedia

Latar belakang dibentuknya ASEAN ini adalah karena adanya keinginan kuat dari para pendiri ASEAN untuk menciptakan kawasan Asia Tenggara yang damai, aman, stabil, dan sejahtera. Hal ini disebabkan pada tahun 1960-an situasi di kawasan Asia Tenggara rawan konflik, yaitu perebutan pengaruh ideologi negara-negara besar dan konflik antar negara di kawasan yang apabila dibiarkan dapat mengganggu stabilitas kawasan hingga menghambat pembangunan.

ASEAN adalah sebuah organisasi yang didirikan dengan tujuan untuk mensejahterakan dan memajukan negara di Asia Tenggara. ASEAN didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand. Kelima tokoh pendiri ASEAN adalah Adam Malik (Indonesia), Tun Abdul Razak (Malaysia), Narciso R. Ramos (Filipina), S. Rajaratnam (Singapura), dan Thanat Khotman (Thailand) dan menandatangani perjanjian yang dikenal dengan nama Deklarasi ASEAN. Deklarasi singkat itu berisi tentang pendirian perhimpunan bagsa-bangsa untuk kerja sama negara di Asia Tenggara, serta tujuan didirikannya organisasi ASEAN.

Tujuan ASEAN

Berikut adalah tujuan ASEAN yang diambil dari isi Deklarasi Bangkok:

  • Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, serta pengembangan kebudayaan di wilayah Asia Tenggara.
  • Meningkatkan perdamaian dan stabilitas di antara negara-negara kawasan Asia Tenggara
  • Peningkatan kerjasama yang aktif dan saling membantu dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama.
  • Meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan di antara negara-negara anggota.
  • Membina dan menjalin yang lebih efektif dalam rangka meningkatkan hasil pertanian, industri, perluasan perdagangan komoditi internasional, perbaikan sarana dan prasarana, pengangkutan dan komunikasi, serta peningkatan taraf hidup rakyat dari negara-negara anggota.

Organisiasi Kerjasama Islam (OKI)

organisasi internasional
Sumber: Islami.co

Pada tahun 1960-an, muncul upaya-upaya baru dalam membangun ikatan antar negara-negara muslim. Pangeran mahkota Saudi, yang nantinya menjadi Raja Faishal memimpin upaya baru ini berambisi membendung nasionalisme Arab. Situasi berubah drastis pasca-Perang Arab-Israel atau sering disebut Perang Enam Hari. Dalam perang tersebut, Israel mengalahkan aliansi negara Arab yang terdiri dari Mesir, Yordania, dan Suriah. Kekalahan aliansi Arab berbuntut pada pendudukan di beberapa wilayah Arab dan tempat-tempat suci di Yerusalem, salah satunya adalah Masjid al-Aqsha. Di tengah kondisi yang semakin mendesak, Amin al-Husaini dan Raja Faishal segera menyerukan konferensi tingkat tinggi Islam. Seruan itu mendapat sambutan hangat dari beberapa pemimpin muslim lain, salah satunya adalah Tunku Abdul Rahman dari malaysia.

Pada 21 Agustus 1969, Israel secara brutal membakar Masjid al-Aqsha. Tentu saja tindakan tersebut memicu protes keras dari negara-negara muslim lain, desakan untuk segera diselenggarakannya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pun semakin menguat. Nasser dan golongan nasionalis lain pun tidak dapat lagi mengabaikan seruan pan-Islamisme.

Beberapa negara anggota dari OKI ini di antaranya yaitu Afganistan, Arab Saudi, Azerbaijan, Bahrain, Bangladesh, Brunei, Indonesia, Irak, Iran, Kazakhstan, Kuwait, Kirgizstan, Lebanon, Maladewa, Malaysia, Oman, dan masih banyak lagi.

Tujuan Pembentukan OKI

Sama halnya dengan organisasi internasional lainnya, OKI dibentuk untuk beberapa tujuan, di antaranya yaitu:

  • Untuk menggalang solidaritas Islam di kalangan para anggotanya.
  • Konsolidasi dan kerjasama di kalangan para anggotanya di bidang-bidang ekonomi, sosial, budaya, iptek, dan bidang-bidang lain yang dianggap penting.
  • Melakukan konsultasi dan kerja sama di kalangan negara-negara anggota di berbagai organisasi internasional.
  • Mengeliminasi diskriminasi rasial dan kolonialisme dalam segala bentuknya.

Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE)

organisasi internasional
Sumber: Tribun Wiki

Sejak berakhirnya Perang Dunia II, Eropa mengalami kemiskinan dan perpecahan. Usaha untuk mempersatukan Eropa sudah dilakukan. Namun, keberhasilannya bergantung pada dua negara besar, yaitu Prancis dan Jerman Barat. Pada tahun 1950 Menteri Luar Negeri Prancis, Maurice Schuman berkeinginan menyatukan produksi baja dan batu bara Prancis dan Jerman dalam wadah kerja sama yang terbuka untuk negara-negara Eropa lainnya, sekaligus mengurangi kemungkinan terjadinya perang.

Keinginan itu terwujud dengan ditandatanganinya perjanjian pendirian Pasaran Bersama Batu Bara dan Baja Eropa atau European Coal and Steel Community (ECSC) oleh enam negara, yaitu Prancis, Jerman Barat (Republik Federal Jerman-RFJ), Belanda, Belgia, Luksemburg, dan Italia.

Keberhasilan ECSC mendorong negara-negara The Six State membentuk pasar bersama yang mencakup sektor ekonomi. Hasil pertemuan di Messina, pada tanggal 1 Juni 1955 menunjuk Paul Henry Spaak (Menlu Belgia) sebagai ketua komite yang harus menyusun laporan tentang kemungkinan kerja sama ke semua bidang ekonomi. Laporan Komite Spaak berisi dua rancangan yang lebih mengintegrasikan Eropa, yaitu:

  • Membentuk European Economic Community (EEC) atau Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE)
  • Membentuk European Atomic Energy Community (Euratom) atau Badan Tenaga Atom Eropa

Rancangan Spaak itu disetujui pada tanggal 25 Maret 1957 di Roma dan kedua perjanjian itu mulai berlaku tanggal 1 Januari 1958. Dengan demikian, terdapat tiga organisasi di Eropa, yaitu ECSC, EEC (MEE), dan Euratom (EAEC). Pada konferensi di Brussel tanggal 22 Januari 1972, Inggris, Irlandia, dan Denmark bergabung dalam MEE. Kemudian, pada tahun 1981 Yunani masuk menjadi anggota MEE yang kemudian disusul Spanyol dan Portugal. Dengan demikian keanggotaan MEE sebanyak 12 negara.

Tujuan MEE

Berikut ini adalah tujuan dibentuknya organisasi internasional MEE:

  • Integrasi Eropa dengan cara menjalin kerja sama ekonomi, memperbaiki taraf hidup, dan memperluas lapangan kerja.
  • Memajukan perdagangan dan menjamin adanya persaingan bebas serta keseimbangan perdagangan antarnegara anggota.
  • Menghapuskan semua rintangan yang menghambat lajunya perdagangan internasional.
  • Meluaskan hubungan dengan negara-negara selain anggota MEE.

Bagaimana, Teman KOCO? Sudah mulai paham kan dengan materi kali ini?

Kalau kamu ada pertanyaan, langsung tulis di kolom komentar, ya.

Kamu juga bisa mendownload rangkuman materi gratis atau bertanya langsung dengan guru menggunakan KOCO Star.   

Yuk, dapatkan semua aksesnya dengan klik banner di bawah ini!

koco star

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *