Geografi, SMA, Topik Belajar

Litosfer: Arti, Jenis Batuan, dan Manfaatnya | Geografi Kelas 10

Hai, hai, hai, Teman KOCO! Pada kesempatan kali ini, Minco akan mengajak kamu lagi untuk belajar tentang litosfer, salah satu lapisan bumi lainnya selain atmosfer dan hidrosfer. Jangan bosen-bosen yahh, karena memang bumi kita ini banyak banget lapisannya hehe. Nah, apa sih yang bedain litosfer dengan lapisan bumi yang kita bahas kemarin? Bedanya adalah litosfer ini lapisannya berbentuk batuan yang membentuk kulit bumi. Penasaran jenis batuannya seperti apa? Yuk, cari tahu selengkapnya di sini!

Pengertian Litosfer

litosfer

Istilah litosfer ini berasal dari kata lithos yang artinya batu dan sphere yang artinya lapisan. Sehingga, listosfer dapat diartikan sebagai lapisan batuan yang membentuk kulit bumi atau lapisan terluar bumi yang terbentuk oleh batuan dan mineral. Untuk lapisannya sendiri, litosfer ini mempunyai tebal batuan 1200 km dengan berat jenis rata-rata 2,8 gram/cm3.

Nah, lapisan litosfer ini terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan Sial yang tersusun atas logam silisium dan alumunium, serta di dalamnya terdapat batuan sedimen, granit, andesit, dan lainnya. Sedangkan, lapisan berikutnya adalah lapisan Sima yang tersusun oleh logam silisum dan magnesium.

Jenis Batuan Penyusun Litosfer

Seperti yang kamu tau, litosfer ini merupakan lapisan bumi yang tersusun oleh batuan dan mineral. Nah, batuan penyusun litosfer ada banyak jenisnya, di antaranya yaitu:

Batuan beku (Igneous rock)

litosfer
Sumber: UtakAtikOtak.com

Sesuai namanya, batuan ini terbentuk dari magma pijar yang membeku menjadi padat akibat proses pendinginan. Ada tiga macam batuan beku pada litosfer, yaitu:

  • Tubir/Dalam: Batuan yang terdiri dari kristal-kristal dan terbentuk di dalam kulit bumi karena adanya pembekuan magma.
    • Contoh: Batu granit, diorit, dan gabbro.
  • Gang/Korok: Batuan yang berupa kristal kecil dan besar, serta terbentuk di gang atau saluran gunung berapi. Proses pembekuannya juga sangat cepat.
    • Contoh: Batu granit profirit dan diorit profirit.
  • Efusif/Luar: Batuan ini terjadi karena adanya pembekuan saat magma sudah keluar dan menjadi lava. Proses pembekuannya relatif cepat, sehingga batuannya tidak mengkristal.
    • Contoh: Basalt, andesit, obsidian, dan batu apung.

Batuan sedimen (Sedimentary rock)

Untuk jenis batuan ini terbentuk dari endapan struktur batuan yang mudah lepas dan terbawa air, angin, maupun es. Nah, bagian-bagian yang terlepas tersebut kemudian mengendap atau tersedimentasi, sehingga membuat endapan tersebut menjadi keras dan terbentuk batuan sedimen. Berdasarkan tempat terjadinya endapan, batuan sedimen ini terbagi menjadi tiga, yaitu:

  • Kontinental: Batuan sedimen yang proses pengendapannya terjadi di daratan, misalnya tanah gurun pasir.
  • Marine: Batuan sedimen yang proses pengendapannya terjadi di laut, seperti lumpur biru di pantai.
  • Lakustre: Batuan sedimen yang proses pengendapannya terjadi di danau, contohnya tuf danau.

Sedangkan, jika berdasarkan proses pembentukannya, batuan sedimen terbagi menjadi tiga jenis juga, yaitu:

  • Klastik: Batuan yang mengalami proses penghancuran secara mekanis baru kemudian mengendap menjadi batuan klastik.
    • Contoh: Batuan pasir, batu lempung
  • Kimiawi: Sesuai namanya, batuan sedimen ini terjadi karena proses kimiawi seperti penguapan, pelarutan, dan dehidrasi.
    • Contoh: Stalaktit dan stalagmit di gua-gua kapur
  • Organik: Batuan yang proses pengendapannya dibantu oleh organisme atau sisa-sisa bangkai hewan yang tertimbun di dasar laut seperti kerang dan terumbu karang.

Batuan Malihan (Metamorf rock)

Selain sedimen, lapisan litosfer juga tersusun oleh batuan malihan. Nah, batuan ini terbentuk karena adanya penambahan suhu atau tekanan yang tinggi secara bersamaan pada batuan sedimen. Batuan malihan sendiri terdiri dari tiga jenis, di antaranya:

  • Kontak: Batuan malihan yang terbentuk secara berurutan akibat kenaikan suhu karena batuan berdekatan dengan magma aktif.
    • Contoh: Batuan marmer di Tulungagung, batu bata di Bukit Barisan
  • Dinamo: Batuan metamorf yang terbentuk karena adanya tekanan tinggi disertai panas dan tumbukan.
    • Contoh: Batu sabak
  • Kontak Pneumatalitis: Jenis batuan malihan yang terbentuk karena adanya zat-zat lain yang memasuki batuan selama proses metamorfosis (perubahan).
    • Contoh: Batuan turmalin dari perpaduan kuarsa dan barium, batuan topaz dari kuarsa yang ditambah dengan flourium

Manfaat Litosfer

Berupa batuan bukan berarti tidak mempunyai peranan penting bagi kehidupan, lapisan litosfer ini sangat bermanfaat bagi makhluk hidup lho. Beberapa manfaat dari litosfer adalah sebagai berikut:

  • Sumber energi, seperti minyak bumi dan batu bara
  • Sebagai bahan baku industri, seperti besi dan aluminium
  • Sebagai bahan pembuatan perhiasan, seperti mineral, intan, emas, dan perak
  • Untuk bahan peledak, seperti uranium
  • Sumber bahan baku pupuk, seperti nitrogen dan fosfat

Fenomena Litosfer

Pada lapisan litosfer sendiri ternyata banyak terjadi fenomena alam lho! Tentu saja fenomena ini berkaitan dengan batuan dan tanah. Ada yang bisa nebak nggak nih apa saja fenomena pada litosfer? Berikut ini adalah beberapa contoh fenomena pada lapisan litosfer:

Tektonisme

Fenomena yang satu ini berkaitan dengan aktivitas lempeng tektonik, dimana tektonisme ini merupakan pergeseran dan perubahan letak lapisan kulit bumi yang disebabkan oleh tenaga dari dalam bumi, baik secara vertikal maupun horizontal sehingga mengakibatkan fenomena lipatan, patahan, dan lempeng tektonik.

Pengaruh dari adanya gerakan tektonisme ini dapat dilihat dari ragamnya bentuk muka bumi, mulai dari bukit, lembah, Selain itu, seperti yang kamu tau aktivitas tektonisme ini pun menyebabkan munculnya bencana gempa bumi hingga tsunami.

Meskipun begitu, gerakan tektonisme juga menghasilkan banyak mineral di bumi, contohnya pada cekungan Sumatera Utara, cekungan Sumatera Tengah, cekungan Sumatera Selatan, dan cekungan Jawa Timur bagian Utara yang kaya akan potensi migas dan batubara.

Vulkanisme

Fenomena berikutnya yaitu vulkanisme atau gerakan yang berkaitan dengan aktivitas vulkanik. Vulkanisme ini merupakan proses keluarnya magma dari dalam lapisan litosfer menuju permukaan bumi, atau yang lebih kita kenal dengan sebutan erupsi gunung berapi. Magma yang keluar ke permukaan bumi kemudian disebut dengan lava. Sedangkan, lava yang telah berinteraksi dengan benda apapun di permukaan bumi disebut sebagai lahar.

Sebelum terjadinya erupsi, gunung berapi akan memberikan beberapa penanda seperti suhu di sekitar gunung naik, mata air menjadi kering, sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa), tumbuhan di sekitar gunung layu dan banyak binatang di sekitar gunung yang melakukan migrasi.

Seisme

Selain tektonisme dan vulkanisme, fenomena pada lapisan litosfer lainnya yaitu seisme. Sesuai namanya, fenomena seisme ini berkaitan dengan aktivitas gelombang seismik yang mana berupa pantulan gelombang P dan S, sehingga menyebabkan getaran atau gempa.

Tingkat keparahan gempa bumi dapat dinyatakan dalam dua cara:

  1. Ukuran peristiwa sebagai proses fisik bumi dan
  2. Tingkat dampaknya pada manusia.

Oh ya, magnitudo gempa dinyatakan dalam angka, biasanya dengan satu tempat desimal. Setiap kenaikan satu bilangan bulat dalam besaran, seperti misalnya dari 6.0 SR ke 7.0 SR menandakan gerakan gelombang gempa 10 kali lebih besar, tetapi energi aktual yang dilepaskan bisa menjadi 30 kali lebih besar. Nggak heran ya gempa dengan kekuatan segitu bisa menghancurkan jalan dan banyak rumah sekaligus.


Bagaimana, Teman KOCO? Sudah mulai paham kan dengan materi kali ini?

Kalau kamu ada pertanyaan, langsung tulis di kolom komentar, ya.

Kamu juga bisa mendownload rangkuman materi gratis atau bertanya langsung dengan guru menggunakan KOCO Star.   

Yuk, dapatkan semua aksesnya dengan klik banner di bawah ini!

koco star

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *