Contoh Hukum Mendel 1 dan 2, Testcross Backcross, Penyimpangan Semu | Biologi Kelas 12
Teman KOCO, seperti yang kita ketahui jika gen dalam makhluk hidup akan mempengaruhi seperti apa wujud dari keturunannya nanti. Baik pada manusia, hewan, dan tumbuhan, keberadaan gen yang ada di dalam makhluk hidup tersebut, menjadi subjek dan objek utama ilmu Genetika. Ilmu Genetika adalah ilmu yang mempelajari pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya. Nah, untuk merumuskan perwujudan gen induk yang akan diberikan kepada keturunannya, kita bisa menggunakan Hukum Mendel. “Apa itu Hukum Mendel, Minco?” Yuk kita simak lebih lengkapnya di artikel ini.

Pengantar
Istilah terkait:
- Hereditas: Cara pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya.
- Alel: Sepasang gen yang terletak pada lokus yang sama.
- Dominan: alel yang selalu muncul.
- Resesif: alel yang tertutupi.
- Parental: induk/ orangtua.
- Gamet: sel reproduksi (spermatozoa dan ovum).
- Filial: keturunan/ anak.
- Fenotipe: sifat yang terlihat.
- Genotipe: sifat yang tidak terlihat.
- Homozigot: alel sejenis.
- Heterozigot: alel berbeda jenis.
- Rekombinasi/ Kombinasi Baru: genotipe yang berbeda dengan induk.
- Kombinasi Parental: genotipe yang sama dengan induk.
Contoh: Sifat “Warna Mata” lalat buah
Genotipe: MM, Mm, mm M : alel dominan
Fenotipe: Merah, Putih m : alel resesif
MM dan mm(homozigot) Mm (heterozigot)
Hukum Mendel
Hukum Mendel dicetuskan oleh Gregor Johann Mendel yang lahir pada 22 Juli 1840, membahas tentang sistem pewarisan sifat induk kepada keturunannya. Sehingga G. Johann Mendel disebut sebagai Bapak Genetika. Pada 1865, Beliau mengemukakan teori pertamanya mengenai sistem pewarisan yang berdasarkan pada penelitian persilangan dengan menggunakan varietas kacang kapri/ercis. Kemudian, hasil penelitian tersebut ditulis dalam sebuah makalah yang bertajuk “Experiment in Plant Hybridization“.
Pada penelitian persilangannya tersebut, induk jantan dan induk betina diberi nama parental (tertua) yang disimbolkan dengan huruf P. Kemudian, hasil persilangan parental diberi nama filius (anak) yang disimbolkan dengan huruf F. Sementara, persilangan induk jantan dengan induk betina disebut dengan P1 dan filialnya disebut dengan F1. Lalu, persilangan antara jantan F1 dengan betina F1 yang dilakukan secara acak disebut dengan P2, dimana filialnya disebut dengan F2, dan seterusnya.
Hukum Mendel I / Segregasi Bebas
Alel-alel pada satu gen bebas yang terdapat pada sel gamet akan memisah secara bebas. Hukum ini berlaku pada persilangan monohibrid.

Apabila kita ingin mendapat keturunan ke-2 (F2) maka kita dapat menyilangkan sesama F1 dengan F1, yaitu:

Maka:
Rasio fenotipe→ Merah : Putih = 75% : 25%
Rasio genotipe → AA: Aa: aa = 25% : 75: 25%
Monohibrid
Rasio genotipe: 1:2:1
Rasio fenotipe: 3:1
Hukum Mendel II / Penyatuan Bebas
Alel-alel pada dua gen bebas akan dapat saling menyatu. Hukum ini berlaku pada persilangan polihibrid / dihibrid.

Apabila kita ingin mendapat keturunan ke-2 (F2) maka kita dapat menyilangkan sesama F1 dengan F1.

Rasio Fenotip = 9 Bulat-Kuning : 3 Bulat-Hijau : 3 Kisut-Kuning : 1 Kisut-Hijau
Rasio Genotip = 1 BBKK : 2 BBKk : 1 BBkk : 2 BbKK : 4 BbKk : 2 Bbkk : 1 bbKK : 2 bbKk : 1 bbkk
Dihibrid
Rasio genotipe: 1:2:1:2:4:2:1:2:1
Rasio fenotipe: 9:3:3:1 atau
9 Dominan-Dominan 9 B_K_
3 Dominan-Resesif 3 B_kk
3 Resesif-Dominan 3 bbK_
1 Resesif-Resesif 1 bbkk
Testcross dan Backcross
Testcross
Testcross adalah persilangan keturunan dengan galur murni resesif.
Tujuan: mengetahui apakah keturunan yang disilangkan itu heterozigot atau homozigot dominan.
Maka, silangkan mawar merah (M_) >< mawar putih (mm)
- Jika didapatkan hasil 50 % mawar merah dan 50% mawar putih, maka genotip mawar merah tersebut adalah Mm.
- Jika didapatkan hasil 100 % mawar merah, maka genotip mawar merah tersebut adalah MM.
Sehingga, rasio Fenotipe dan Genotipe Testcross adalah 1:1 (monohibrid) dan 1:1:1:1 (dihibrid).
Backcross
Backcross adalah persilangan F1 heterozigot dengan induk homozigot dominan.
Tujuan: mempermudah analisa karakter yang sedang diamati.
Rasio Fenotipe dan Genotipe Backcross adalah 100%.
Penyimpangan Semu Mendel
Tingkat Alel
Tingkat alel adalah penyimpangan yang menghasilkan perbandingan rasio berbeda dengan monohibrid.
1. Intermediet
Apabila alel dominan tidak menutupi alel resesif sepenuhnya. Sehingga pada genotipe heterozigot menimbulkan sifat baru yang berbeda dengan induk.

2. Kodominan
Apabila terdapat dua alel yang sama-sama dominan, Sehingga pada genotipe heterozigot menimbulkan sifat campuran dari dua sifat dominan.

3. Alel ganda
Alel ganda merupakan gen yang memiliki lebih dari dua alel.

4. Gen letal
Gen letal adalah gen yang dalam keadaan homozigot menyebabkan kematian.

Tingkat Gen
Tingkat gen adalah penyimpangan yang menghasilkan perbandingan rasio berbeda dengan dihibrid.
1. Epistasis – Hipostasis

2. Polimeri

3. Kriptomeri

4. Komplementer

5. Atavisme

Usai menyimak pemaparan diatas, kini kamu makin mahir menguasai seputar Hukum Mendel.
Oiya, Minco alias Mimin KOCO juga mau kasih bocoran, nih kalau KOCO Star juga menyediakan media pembelajaran jika kamu masih butuh penjelasan yang lebih lengkap lagi. Langsung klik gambar banner ini, ya!
Dapatkan juga akses ke ribuan materi atau video belajar Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, serta bantuan langsung dari para guru secara live online dengan berlangganan KODIO Learning. “Practice makes us right, repetitions make us perfect.”